Stasiun Kereta Maseng (Bogor – Sukabumi) – Sepi dan Asri

image

Segar ya liatnya. Sepi di pagi bermentari terik. Stasiun sepi ini sudah menarik perhatian saya ketika melintasinya beberapa waktu lalu.

Jadi pagi itu saya berombongan dengan kerabat saya mengantarkan pengantin pria di acara pernikahan anak dari sahabat alm bapak. Rencana pernikahan ini pun sempat beberapa kali didiskusikan dengan alm bapak. Sayang ketika pelaksanaanya bapak sudah tak ada.

Continue reading

Es Goyang – Jajanan SD Penuh Kenangan

image

Yang pernah jajan es beginian waktu SD ngacuuuuung…. ?!

Wah beruntung banget saya bisa nemuin jajanan zaman SD dulu waktu car free day beberapa waktu lalu di sekitaran sempur. Dulu saat kecil saya suka banget es ini. Ada warna pink ada putih. Kalo saya suka warna putih karena rasanya kelapa dan bercampur butiran kacang hijau.

Ah zaman kecil mana mikir pewarnanya apaan. Bahkan pas kemarin nemu di car free day aja saya gak mikir lama. Langsung lari mendekat dan menyaksikan si abangnya bikin es2 baru.

Continue reading

Rasa Sayang Itu Hangat

Rasa sayang itu hangat
Hangat seperti pagi dan mentari saling menyapa
Tak peduli sedingin apa malam yang telah dilalui
Tak cemas seterik apa siang kan berganti

Rasa sayang itu ada
Menjelma sekalipun kecewa mendera
Hadir biarpun amarah membara
Bertahan sekalipun asa tiada

Rasa sayang itu penjaga
Menghalau tatkala benci menggoda
Menyelimuti saat tersiksa prasangka
Menyembuhkan bahkan bila karenanya hati terluka

Jatuh Cinta Sama Tanaman Anggrek

image

Baca kutipan kata2 di satu buku tentang tanaman anggrek siang ini mengingatkan akan diri saya mengapa suka dengan bunga satu ini.

Begitu anda memelihara tanaman anggrek dan berhasil membuatnya berbunga, niscaya anda akan “kecanduan”. Setelah merasa bangga dan jatuh hati, anda akan merasa sulit untuk melepaskan diri dari perasaan ingin mendalami seluk beluk tanaman ini.

Saya gak feminin loh, setidaknya dari dandanan saya sehari-hari yang angin2an. Tapi suka bunga ini membuat saya bilang ke diri sendiri, selain rambut yang panjang, punya buah dada dan rahim sepertinya inilah hal lain yang menunjukan saya cewek 🙂

10 tahun lalu saya mengunjungi salah satu pameran di kampus saya IPB. Hari ini saya tertarik membeli 2 buah pot tanaman anggrek satu warna ungu magenta satu lagi putih. Jauh2 saya bawa pulang ke rumah sepulang dari kampus sore itu. 2 sahabat saya pun membelinya. Mereka pajang di kost2an.

Continue reading

Buku-Buku Murah di Gramedia Botani Holiday Book Fair

image

Sore tadi saya ke Botani Square diajak kakak dan ipar saya untuk jalan sore. Nyaris tak ada yang sedang saya cari sebenarnya di mall. Namun keriuhan di lantai atrium Botani ini menarik perhatian saya juga. Ternyata ada Book Fair yang diselenggarakan Gramedia dalam rangka liburan sekolah.

Saya pikir menjual macam2 buku tulis, tapi saya perhatikan di dalamnya kok ramai sekali. Buku2 bertebaran dan bertumpuk di rak dan meja. Ratusan pengunjung sibuk memilih buku. Sepertinya mereka benar2 cuci gudang.

Diskon besar2an dari 10% hingga 70%. Bahkan ada yang harganya 3000 dan 5000 rupiah. Ya tentu saja jangan membayangkan menemukan buku2 baru disini. Ada pun yang baru tentu diskonnya masuk akal. Namun tumpukan buku seharga semangkuk mie ayam ini memicu gairah membeli juga sih.

image

Saya berpikir jika kita pintar2 memilah sebenarnya kita bisa mendapatkan buku yang mungkin beberapa lalu kita inginkan dan sekarang di dapat dengan harga yang cukup miring. Sayang sekali saat weekend seperti sore ini pengunjung sebegini ramai. Mana bisa memilih buku dengan tenang?

Akhirnya saya membeli beberapa. Pertama saya ambil buku biografi Grup Band GIGI. Buku ratusan halaman dengan full of story GIGI plus foto2 itu dibandrol 50rb saja. Tangan saya gatal karena saya tau harga aslinya pasti ratusan ribu. Saya genggam deh sambill nunggu konfirmasi donny teman saya yang suka GIGI barangkali mau saya talangin beli.

Saya juga membeli buku soal2 UAN semua mata pelajaran hanya seharga 5000 rupiah saja. Bukan edisi baru tentu saja, tapi soalnya tetap saja bisa untuk bahan latihan. Buku ini untuk sepupu saya.

Continue reading

Kesederhanaan Makan Di Warung Nasi Khas Sunda

image

Entah kapan mulainya mereka berada disana, namun tengoklah di sekitaran jalan Bina Marga Kota Bogor dan beberapa tempat lainnya. Banyak bertebaran warung tenda dari gerobak dan kursi kayu ditutupi tenda sederhana. Ya warung nasi khas Sunda. Di atasnya terpajang beragam jenis masakan, gorengan, sambal hingga lalapan. Sederhana namun meriah.

Beberapa waktu lalu tenda2 ini bertebaran di sepanjang jalan pajajarann sisi terminal. Namun sepertinya keberadaannya dianggap mengganggu lalu lintas sehingga dipindahkan. Saya belum pernah terpikir untuk makan disana karena makan di sisi jalan besar dan sisi terminal kok ya saya bayangin polusi udara kendaraan yang lewat ya.

Continue reading

Menghalau Pikiran Buruk

Pernahkah Membayangkan sesuatu hal buruk akan terjadi? Umumnya kita pasti pernah. Pemicunya tentu beragam. Ada karena kekhawatiran yang tak berdasar, ada karena mengira-ngira keadaan lebih genting dari sebenarnya, bisa juga karena menyimpulkan dari fakta2 yang ada.

Saya suka melamunkan beberapa kejadian baik itu menyenangkan maupun kurang menyenangkan akibat kekhawatiran saya. Kita ambil contoh satu lamunan saya ya.

Saya pernah melamunkan bertemu dengan dokter bapak saya di lift. Entah kenapa membayangkan sekali bertemu disana. Sebagai dokter spesialis rasanya saya akan lebih mudah menemuinya di ruang praktik maupun di sela-sela kunjungan di ruang pasien.

Tidak sampai seminggu loh, mendadak paman saya masuk RS dan siang itu saat saya menanti pintu lift RS terbuka untuk turun ke lantai 1 dokter yang dimaksud ada di belakang saya dan kami pun satu lift.

Satu atau dua tahun lalu saya pernah membayangkan menjemput seseorang dan naik KRL bersama juga menonton ke bioskop di kota saya. Membayangkan kejadiannya beberapa kali dan pada akhirnya kejadian juga setelah terbayang lama.

Bayangan buruk juga mungkin pernah. Intinya saya sesekali merasa apa yang saya lamunkan dan angankan kemudian menjelma menjadi nyata. Tidak sama, namun menyerupai. Lamunan bagus biasanya berasal dari keinginan diri, lamunan jelek seringkali dari kekhawatiran hati.

Pengalaman melamunkan sesuatu lalu kemudian mengalaminya secara nyata membuat saya hati2 ketika melamunkan hal2 buruk. Saya pernah menangkis pikiran buruk ketika merawat bapak sakit. Saya menyibukan diri, kurang tidur, bekerja dan memikirkan hal2 yang perlu saja. Tak ingin membayangkan kematian. Siapa memang yang akan mati? Kalau dibayangkan bisa2 jadi kenyataan.

Sampai satu hari di jendela RS lamunan buruk itu datang. Saya mencoba menangkisnya. Berdiri di balik jendela RS menemani paman saya sementara bapak saya di rumah. Perasaan saat itu saya share juga di twitter kalo tak salah. Apa saya tulis di blog ya? Entahlah. Yang jelas lamunan buruk yang selama ini tak saya hiraukan menari-nari paksa sulit saya tangkis. Dan lusa setelah lamunan itu benar saja, bapak saya tiada.

Saya pernah melamunkan hal buruk terjadi pada kesehatan saya. Sering saya tepis. Khawatir sering2 dilamunkan malah mengundang kenyataan. Pagi ini lamunan buruk itu melompat-lompat dalam benak saya kembali. Amat kuat. Saya sudah menghalaunya beberapa kali namun belum juga tenang dan tak memikirkannya. Ngeri membayangkannya terjadi.

Seharusnya setitik kekhawatiran itu dihadapi dengan mencari tau kepastiannya dan dihilangkan dengan langkah kongkrit. Bukan dilamunkan. Tapi pagi ini saya nyata-nyata takut. Takut lamunan kali ini sungguh terjadi dan menjadi nyata. Naudzubillahi min dzalik.

Sebaiknya saya berhenti melamunkan yang tidak-tidak. Ini hanya akan mengundang rasa takut lain berdatangan. Atau yang terburuk malah mengundang kenyataan.

Semoga saya selalu sehat di masa-masa mendatang

Tentukan Saja Ingin Berdiri Dimana

Konon interaksi kita dengan orang lain mengikutsertakan hukum aksi reaksi di dalamnya. Itu mencakup bagaimana kita bersikap, berperilaku maupun memperlakukan orang lain acapkali didorong ataupun dipancing oleh sikap orang tersebut kepada kita. Begitu pun sebaliknya pada orang lain

Namun ada kondisi-kondisi dimana kita melakukan sesuatu tanpa syarat kepada orang-orang tertentu. Perilaku dan sikap kita kepada orang tersebut tidak terpengaruh dengan bagaimana yang bersangkutan memperlakukan kita.

Kondisi ini kayaknya berlaku umum antara orang tua terhadap anak, antar saudara, terhadap orang yang kita cintai, ataupun mungkin kawan yang kadung kita sayang. Tidak selalu sih, diantara hubungan2 tersebut pun banyak yang gak berkonflik.

Maksud saya jika terjadi perilaku dan sikap yang dari kedua belah pihak berbeda timbangannya. Bagaimana? Saat ibu  menyayangi anaknya namun anaknya membangkang terus menerus. Bisa juga kakak sayang adik namun adik selalu iri dan memicu konflik. Atau bagaimana dengan cinta bertepuk sebelah tangan atau sayang kawan yang kemudian berubah sikap?

Saya rasa manusiawi jika kita melakukan menyesuaian. Manusia gak bisa lepas juga dari aksi reaksi tadi. Ego itu fitrah. Namun rasanya ada bertahan di posisinya masing2. Tak peduli apapun lah, seakan perasaan kita tak ada berubah.

Saat menghadapi itu sekalipun di dalam terjadi pergolakan dengan ego diri sendiri, saya sesekali memilih untuk berada di posisi saya dengan perasaan yang sama. Menyayangi tidak selalu jamin orang yang kita sayangi memberikan dan merasakan yang sama. Itu pelajaran pertama.

Di sisi lain muncul dualisme dari diri kita. Ada kebutuhan menyayangi pun ada kebutuhan disayangi. Diperlakukan dengan baik dan begitu pula sebaliknya. Walau pribadinya adalah orang yang sama. Orang-orang tertentu belum tentu dapat keduanya sekaligus. Sedikit tidak beruntung memang.

Jadi pilih saja dimana kita ingin berdiri. Bereaksi sesuai aksi yang kita terima atau bersikukuh dengan perasaan  yang kita miliki sekalipun tidak mendapatkan yang sama. Saya lebih memilih menjadi diri saya sendiri. Karena bertindak lain daripada sikap yang sebenarnya takut saya sesali di kemudian hari. Jujur pada orang lain tentu baik, namun jujur pada diri sendiri tentu tak kalah baik.

Ah ini hanya racauan. Yang jelas saya sedang sedikit tidak beruntung, itu saja. Sekian dan wassalam.

Hore..Kejutan di Menu Teh Panas Pizza Hut

image

Dimana pun makan apapun, minumnya teh panas tawar. Termasuk saat makan pizza dan kawan2nya. Saya selalu memesan teh panas (Dilmah Tea) setiap kali saya makan di Pizza Hut.

Sayang satu waktu saya makan, cangkir keramik putih yang biasanya agak tinggi berubah menjadi cangkir pendek. Saya pernah iseng berkomentar : “waaaah kenapa diganti jadi kecil cangkirnya?” Hiks. Bukan apa2, saya minum teh nya gak akan cukup. Masa pesan lebih dari satu.

Beberapa lama ya pake cangkir kecil itu tuh. Tapi gak saya masalahin sih. Yasud lah. Toh menu lain banyak. Kesitu juga bukan untuk minum teh. Hanya kebiasaan saya aja minum teh setelah makan.

Continue reading