Lebih Hebat Dari Aku

Malam ini abis nonton satu acaranya Andy F Noya di Metro TV. Dengan “Hope”-nya bung Andy mengunjungi salah satu penampungan orang-orang yang mengidap gangguan jiwa di Tasikmalaya. Penampungan ini diprakarsai oleh seorang pria bernama Kang Dadang, dibantu oleh beberapa relawan yang tidak dibayar.

Awal mula kang Dadang ini mengumpulkan para pengidap gangguan jiwa dari jalanan adalah karena tersentuhnya hati beliau disatu waktu melihat ada orang gila mengais makanan basi berbelatung di tong sampah. Maka sejak itulah, beliau bersama dengan kakaknya yang bisa mengobati orang stres mengumpulkan orang2 gila dari jalanan. Yang terlantar, yang mungkin mengganggu masyarakat sekitar.

Yayasan ini aktif mencari pasien dari jalanan untuk kemudian diajak untuk mau ditampung. Mereka dimandikan, diberi makan, diberi aktivitas dan sebagainya. Walau terkendala keterbatasan, Yayasan Keris Nangtung ini komit untuk terus merawat para pasien psikotik ini. Tidak sedikit kisah kesembuhan yang terjadi, ada bahkan pasien yang akhirnya sembuh dan bisa diperbantukan menjadi relawan penampungan.

Andy F Noya berkunjung kesana dan menyajikan informasi menggugah hati semacam itu di televisi. Selalu ada orang yang peduli, akan selalu ada orang yang begitu manusiawi. Kala sebagian besar kita hidup begitu individualistis, mengejar keuntungan pribadi, pemerintah yang entah sibuk apa, maka tayangan yang menginformasikan bahwa ada orang yang peduli lebih lebih dari yang diri kita mampu lakukan itu begitu menggungah.

Continue reading

Teliti Sebelum Membayar

Speedy

Kejadian hari ini menjadi pelajaran bagi saya untuk lebih teliti dan cermat saat harus membayar tagihan apapun nanti di masa selanjutnya. Hari ini saya mampir ke plasa telkom mau membayar tagihan telepon dan tagihan pemakaian speedy rumah saya. Ketika di kasir saya hanya membayar tagihan telepon saja, pembayaran speedy saya tangguhkan karena besar tagihan menurut saya ada perbedaan dengan tagihan seharusnya.

Beberapa bulan lalu tidak seperti biasanya saya melihat di tagihan speedy ada angka tertera sekitar – 19rb. saya penasaran potongan apa itu? Saya pun langsung menuju meja CS setelah meminta nomor antrian. di depan CSnya saya meminta penjelasan angka potongan 19rb itu apa. Disana saya dijelaskan bahwa saya menambahkan layanan “melon” (download music) di layanan speedy saya. Potongan yang dimaksud adalah harga layanan melon yang seharusnya dikenakan biaya sekitar 25rb untuk bulan2 awal saya masuk program promo, jd cukup membayar 4500 saja.

Apa yang saya lakukan? tentu saja saya langsung meminta layanan itu di unreg karena saya tidak menggunakannya. Rasa2nya saya tidak regristrasi apapun yang berhubungan dengan melon ini. CSnya berkali-kali mengingatkan barangkali saya lah yang sengaja maupun tak sengaja sudah me-regristrasi sendiri. Saya berusaha mengingat-ingat, mungkin saya tanpa sengaja disatu waktu mengklik atau menyetujui langganan kala di telp marketingnya. Namun rasanya tidak..

Bagaimana pun awalnya, setidaknya saya fokus ke pemutusan layanan itu. Akhirnya katanya layanan itu pun dihentikan. Namun bulan lalu ternyata tagihan penggunaan layanan melon itu tetap dibebankan ke tagihan saya, dan besarannya adalah tarif normal sudah tidak promo lagi. Saya menanyakan kembali ke CS dan meminta kembali layanan itu dihentikan. Saya secara langsung dirugikan tidak, karena saya selalu mericek kembali tagihan sebelum membayar. Dan CS sempat mengoreksi tagihan saya di tempat sehingga saya hanya rugi waktu saja mengurus pembayaran tidak hingga materi.

Continue reading

Lampu-Lampu

image

Saya suka sekali lampu-lampu yang memedarkan sinar beraneka rupa. Entah ya, rasanya seperti apa gitu. Yang jelas, ada perasaan riang saat melihatnya.

Pernahkah menonton serial drama taiwan “Meteor Garden” sesi 1? Disana ada adegan Tao Ming Tze memberi kejutan kepada Shan Cai yang saat itu sudah hidup sendiri mengontrak sebuah kamar kecil. Dia memasang lampu-lampu kelap kelip di kamar Shan Cai. seneng banget liatnya. Bayangin tidur di kamar gelap sementara kita melihat lampu kelap kelip terang silih berganti.

Mungkin itu pula yang mengakibatkan saya menyukai pohon natal. Walau saya tidak merayakan natal, tapi sejak kecil suka aja melihat lampu2 kelap kelip di pohon hiasan yang sering menyemarakan hari Natal temen2 Nasrani yang merayakannya. Saya suka lampu kelap kelip.

Saya suka melihat rumah, mall atau restaurant yang menata lampunya sedemikian rupa sehingga ruangan tampak sedikit lebih hangat dari ruangan lain. Saya suka melihat ke arah jendela sepanjang perjalanan melewati jalur puncak. Saya menikmati hamparan lampu2 yang berasal dari rumah2 dan gedung2dari kejauhan. Saya punya foto mesjid Atta’awun juga. Penuh lampu

image

Saya juga menyukai suasana jalan kaki di waktu subuh. Biasanya saat Ramadhan saya jalan kaki sepagi itu. Suka apanya? Saya suka saat berjalan dan melewati rumah-rumah orang lain yang lampunya masih menyala sementara matahari mulai mengintip. Saya sering menilai rumah2 mana yang lampunya paling menarik, sementara benak saya mengkhayalkan punya rumah2 semacam itu suatu hari nanti.

Di salah satu toko ini juga saya takjub ketika melihat area produk2 lampu dipajang sedemikian rupa. Kontan saya memotretnya. Hati saya riang bukan kepalang. Gemas, semacam ingin membawa bulatan2 cahaya itu pulang ke rumah.

Ah, suatu hari nanti saya punya rumah sendiri, saya akan menata lampu2nya sehingga penerangan rumah membuat hati saya riang dan tentram setiap kali pulang 🙂

Nyeri Hate

image

Nyeri hate dalam bahasa sunda memiliki arti “sakit hati”. Yaaaa! Dan hari ini, pagi tadi saya mengalami nyeri hate. Karena apa, biarlah saya sendiri yang tau. Mungkin yang bikin sakit hatinya juga gak sadar, atau mungkin kalo diabad-abad depan yang bersangkutan baca posting ini tanggal ini saya nulis nyeri hate dia akan merenung. “Nah loh nyeri hate, jangan2 karena gue”.

Ya, hati sakit pagi2 tadi akibat mengetahui sesuatu yang selama ini saya ingin tahu, namun hari ini mengetahuinya dari orang lain. Hiks, bagaimana bisa sesuatu yang katanya rahasia sendiri dan akan disimpan sendiri taunya orang lain dikasih tau. Saya enggak.

Bukan perkara tidak dikasih tau, namun mengapa saya berasa gak dianggap. Mending untuk waktu sehari dua hari, hal ini ingin saya ketahui dari lama. Dari beberapa tahun lalu, dan saya tidak boleh tahu. Dan saya menerima itu sbg prinsip yang bersangkutan.

Hari ini, sakit hati rasanya. Kenapa yang bersangkutan begini terhadap saya namun tidak terhadap orang lain. Cukup tau aja 😦

Agak drama memang, tapi sakit hatinya nyata. Huuuuu.

Ah tapi ya sudahlah. Sore ini suasana hati terasa jauh lebih baik. Buat apa sakit hati berlama-lama, seperti yang bersangkutan akan jadi lebih memikirkan aja. *ngusap iler, eh ngusap air mata*

Anak Malam Tua di Jalan

image

anak jalanan

Foto yang saya tampilkan disini adalah foto beberapa anak jalanan yang tertidur lelap di emperan toko roti yang Alhamdulillah lantainya jauh lebih bersih dibandingkan toko lain. Mereka tertidur di malam yang saat itu berangin. Lihatlah bagaimana mereka menghangatkan diri dengan tidur merapat satu sama lain. Pilu liatnya. Dasar anak2 ya, jam dimana orang sudah berlalu lalang mereka sudah tidur. Alamiah, jam tidur anak2.

Malam ini saya melewati pertokoan itu kembali. Keberadaan mereka malam ini sungguh mencolok. Hampir 9 anak duduk melingkar seperti sedang rapat. Satu orang diantaranya sudah tertidur lelap. Saya mendekati mereka, berusaha mencuri dengar tanpa berani mengambil foto dan berpura-pura saya gak peduli. Setidaknya saya mencoba menghargai wilayah privacy mereka yang sedang “rapat”.

Ada satu anak laki2 paling besar yang sedang bicara. Usianya paling kelas 5SD. Anak itu berperawakan kurus, rambutnya lurus. Sepanjang saya mendengarkan sepertinya anak tersebut sedang memberi wejangan kepada anak2 lain dan membahas suatu masalah lain.

Continue reading

Segarnya Bogor Setelah Hujan

image

Bogor Pasca Hujan

Beberapa waktu belakangan ini, intensitas hujan mulai terasa naik di Kota Bogor. Air sungai Ciliwung yang selama beberapa bulan ini kering kerontang mulai bertambah airnya.

Pagi datang, orang2 dibangunkan suara geluduk sayup-sayup bersahutan disuatu pagi. Jalanan masih sepi, sepertinya sebagian orang masih ragu keluar rumah atau tidak. Sementara hujan terus merincik hingga matahari meninggi.

Selalu segar melihat jalanan aspal tampak basah oleh air hujan tanpa genangan. Pohon2 disepanjang sisi jalan berdiri kebasahan. Rasanya udara pagi dan sore semacam itu nikmat untuk dihirup.

Di komputer saya cukup banyak foto2 jalanan pasca hujan. Mudah2an masih tersimpan. Ini beberapa yang terbaru yang masih ada di HP.

Cinta bogor kalo suasananya lagi begini, sekalipun sesekali harus merapatkan jaket, mengangkat celana saat melewati jalan becek, ataupun menggenggam payung saat tangan sibuk menenteng belanjaan 🙂

Continue reading

Ketika Sakit Datang

RS

Belum genap sebulan lalu,bapak saya masuk rumah sakit. semua berawal dari telepon dari mamah saya yang mengabarkan bahwa bapak saya sakit dan dia minta saya pulang untuk membawanya ke rumah sakit. Sore itu pun saya mengakhiri pekerjaan saya dan bergegas pulang. Kakak perempuan saya saat itu pun dalam perjalanan pulang, dan kakak laki2 saya memantau via telepon.

Sore itu pula saya membawanya ke rumah sakit. sekitar 2 jam dicek di ruang UGD, dokter menyatakan bapak saya terkena serangan jantung. medium. dan ini kali pertama. mereka mengatakan bapak saya harus masuk ICU.

Malam itu juga bapak saya masuk ICU. kondisi ini cukup mengagetkan, boleh percaya atau tidak seumur saya sekarang, saya belum pernah sekalipun mengalami anggota keluarga inti saya dirawat di rumah sakit. Sedikit bingung dan cemas malam itu, namun saya berusaha rileks agar kepala jernih memikirkan hal2 yang lebih perlu.

Malam itu gorden ICU sudah tertutup, saya pun pasrah dan mempercayakan bapak saya kepada para ahlinya. Kembali terbayang dalam perjalanan ke RS sore harinya. Sepanjang jalan saya diam, sesekali melihat mamah saya mengusap bahu bapak saya yang merem sambil kesakitan. Pikiran saya udah kemana – mana, bicara ke diri sendiri untuk bersiap kehilangan bapak hari itu, dan saat itu pula saya berusaha menepis pikiran buruk.

Continue reading